Halaman rumah kita lengang,
langit merah menangkap burung gereja yang terbang gelisah_dari balik jendela,angin meloncat ke pepohonan menggugurkan daun akasia.
_tatapku membatu pada kisah kepergianmu
Kekasih,
sepi dari perjalanan ini serupa waktu yang menjelma sepasang sepatu.lalu pergi meninggalkan jejak yang sebentar hilang saat gelap mengerjap.
Aku melihatmu menggelar rindu yang diam;_membilas wajahku pada pagi,dan mengusap matamu pada do'a,
menetes hujan itu dari langit seperti air mataku