Rindu yang diam

Halaman rumah kita lengang,
langit merah menangkap burung gereja yang terbang gelisah_dari balik jendela,angin meloncat  ke pepohonan menggugurkan daun akasia.
_tatapku membatu pada kisah kepergianmu

Kekasih,
sepi dari perjalanan ini serupa waktu yang menjelma sepasang sepatu.lalu pergi meninggalkan jejak yang sebentar hilang saat gelap mengerjap.

Aku melihatmu menggelar rindu yang diam;_membilas  wajahku pada pagi,dan mengusap matamu pada do'a,
menetes hujan itu dari langit seperti air mataku

Ia sebuah penantian

 ia senang duduk berdua dengan sepi sampai pagi jatuh didepan pintu kamarnya,
matanya yang bulat sesekali meteskan airmata melihat potret kekasih yang ia nanti kepulangannya
_lampu kamar mulai redup,wajahnya terlihat menunduk membaca diary sunyi.
"siapa tahu ada satu rindu terselip di halamannya"

malam berlalu lebih cepat dari biasanya,suara angin berbisik pada daun jendela mengisyaratkan pagi telah datang dengan warna rindu yang masih kemarin,
ia menaruh diarynya lalu melihat kearah pintu seperti menangkap bayang kekasihnya hadir lewat semerbak pagi,

hari merangkak naik,kalender seperti menujuk kesatu arah,kepulangan nafas yang di kasihinya,
angka angka lalu begitu saja,
waktu-waktu singgah dengan wajah gelisah,
pecah,tangisnya bersama gerimis yang berdesing di halaman rumah,mengalir kejalan berwarna abu tua,

semuanya behenti pada satu sisi,pada kenyataan cinta adalah sebuah penantian panjang,sebuah keputusan dengan ribuan desah tangis di tiap jalannya

Serupa Embun

Wajahnya menetes dari langit,
serupa embun,
matanya laut
membirukan rindu;menderaskan gelisah gerimis senja
rambutnya gelombang yang sering menyisir tepian hati.
ia perempuan yang sering menitipkan detak jantungnya pada biru samudera,
;seperti sepasang camar yang bernyanyi di cakrawala mencipta warna bianglala

Membaca gelap

Malam ini aku membaca gelap sembari memainkan hujan;
angin-angin meruncing membelah kabut,mengugurkan daun di halaman.

Wajah perawan dibalik kerudung melintas dalam pikiran;
rindunya badai,matanya laut,tangisnya api membumbung ke langit
membakar rindu menjadi abu biru,menghujam tepat dijantungku

Nama_mu

Pada sekumpulan malam tua,bait namamu terbaca;
merengkuh separuh kenangan kedalam tubuh sunyi paling diam._
pagi yang muda mulai bersemi diantara samar kabut
ia berdiri menikam gelap dengan nyanyian burung dan tangis bayi yang ditinggal ibunya pergi

tiba-tiba hening,
mimpi tak lagi mampir sekedar bercakap atau menciptakan gugusan rindu,
_namamu tumbuh menjadi seorang gadis yang belajar menghitung tangis

Dosa cinta

nafas dan darah yang menyatu
menjadi aku
tak pernah berharap

inikah penciptaan sebuah cinta yang dikawinkan
atau hasrat kepuasan
tak pernah terjawab

lalu adam dan hawa menyerupa orang tua
tidur bersama atas nama dosa
atau cinta.
tak ada bedanya

"tercipta Aku
yang memiliki rupa sama
memuja dosa atau cinta"

;selalu rahasia semesta

Agustus dan mawar

Detik kemenit,menit ke jam
pagi ini hanya menghitung waktu yang berjalan mondar mandir di halaman
lamunan panjang tentangmu masih tertata rapi dalam ingatan

bagaimana kabarmu sekarang,..?
kudengar kau telah dewasa dan telah dipinang bujang dari tanah seberang
aku senang,
namun hatiku seketika hilang_mengalir menjadi air yang keluar dari mata
menutup suara dalam bisu yang pekat
lara yang nikmat

agustus dan mawar sama-sama berduri, menancap di kenanganku
;tentang mu perempuan yang suka menunggu pagi terbit dari jendela kamar

Waktu yang retak

Luis Ricardo Falero (1851-1896)
Malam ini waktu retak,jatuh dan ditelanjangi sepasang serigala
runcing sekali gelap menusuk kepalaku,nyeri teramat hingga aku lupa kemana arah kiblat
harapan berguguran;berdecak seperti tetesan air ditelaga_luka yang sama
tuhan,
do'a ini sunyi sekali bahkan wajah_Mu memilih berpaling menjauh dari jemariku yang bersimpuh

tuhan..
disana seorang gadis menangis
kesepian,jenuh pada mimpi yang selalu pergi sebelum pagi_meninggalkan bau anyir luka dari mulut orang yang mencibir,
tebak dadaku agar aku sadar..
sakit ini tak selamanya mekar

janji sebuah kepulangan semakin sunyi,seperti gerhana yang muncul di malam pertama.
pertemuan pada malam itu seperti dua pasang kaki menuruni tebing menuju sunyi-sunyi batin
;terjal sekali
tangis-tangis hancur;lekuk tubuh pelacur tak menghibur,
semuanya berdebur dan hanyut dihalaman pagi yang masih sama.
;sunyi dan menusuk mimpi

Perjalanan_Nya

Ia memulai perjalanannya dengan tumpukan luka dibahunya,
ke sebuah tempat dimana kedamaian dikabarkan angin dan jatuh di telinganya seperti dedaunan yang gugur menerima takdirnya_
tangisan pada ujung malam dengan cahaya lampau-lampu yang redup memberinya bekal tabah dan mata yang rekah,kuat tak pernah mengalirkan duka di kedua dipipinya
;ia tak sendiri ,luka itu masih menancap kuat dalam ingatan

sesekali kepalanya mendongak kelangit tempat ia sering meneriaki tuhan atas luka yag berjatuhan dipundaknya,
kepada embun yang menyerupai doa seorang ibu  ia mencari jawaban puluhan tangis yang dititipkan seorang laki-laki pada belahan dadanya,
namanya bening_gadis yang suka melukiskan mimpi pada pagi yang ranum,lalu memecahkan cermin  pada malam -malam yang tua.
pada masa lalu yang dibencinya 

kini ia puisi dengan guratan luka di bahunya dan raut tuhan diwajahnya;
ia memilih tenggelam bersama sepi tempat melepaskan duka pada waktu yang membatu dan janji yang terjatuh lantas mati
;ia tak sendiri,luka itu masih mengalir dalam tiap tetes darahnya

Catatan kecil di minggu pagi

Pagi ini cukup dingin,di tambah angin yang sedikit kencang bertiup,
ah..serasa menyusut pori-pori kulitku.
Jam tujuh pagi setelah pulang kerja malam,aku duduk didepan asrama berdua dengan segelas susu milo coklat.
;langit mendung ,hitamnya seperti luka yang menanun,gumamku

orang sudah ramai lalulalang berpakain rapi para prianya dan seksi sekali pakaian wanitanya,mereka berjalan tergesa seperti mengejar jadwal kereta.
Aku melihat kalender di handphone ku,baru sadar kalau ini hari minggu,hari dimana orang-orang sibuk untuk melamar tuhan,

"saat malam kota ini begitu damai,penghuninya memiliki banyak tuhan dan jadwal kencan mereka padat.
ada yang kencan di bar,rumahrumah kaca,atau di meja casino mewah bagi kalangan tingkat atas,
kelas menengah kebawah cukup membuat janji kencan di warung remang sebelah gang,di pinggiran jalan,
hebatnya,
bahkan yang tidak memiliki apapun bisa mengangkat dirinya sebagi tuhan.
ahh sungguh kota religius yang penuh damai,"

melintas dikepalaku orang-orang dikampungku,mereka berkencan di ladang, sambil menanam mimpi dan menyirami tanahnya dengan doa yang entah dipanjatkan kepada tuhan yang mana.
ingin pulang rasanya..

tiba-tiba lagu cinta "kau selalu dihatiku,Ernie Djohan" berdering di handphone ku,tanda pesan singkat dari kekasihku masuk dan menunggu untuk di baca:

  "Mas ini hari minggu.jangan lupa ke Rumah Tuhan yah"
begitu pesan yg kubaca.
aku tersenyum kecil dan berbisik dalam hati:

"hmm ternyata aku salah satu pelamar tuhan"

kekasihku lebih senang jika aku melamr tuhan terlebih dahulu sebelum melamarnya.

aku bergegas melepas pakain kerjaku.lalu mandi dan berdandan rapi,
seperti mereka aku bersiap melamar tuhan.siapa tahu ada satu yang sudi kubawa pulang

Petikan syair "istana atap langit"

"Pada saat sang Bhagawan Wafat,
Sang Hyang Saka mengucapkan syairnya,
;Sungguh tak kenal unsur-unsur kehidupan ini,
Setelah timbul kemudian lenyap kembali,

Sungguh mulia dan berbahagia,orang yang telah mencapai ketenangan
yang telah mengehentikan segala-galanya..
untuk selama-lamanya."

September rindu

September datang menciumi tubuhku
Wajahnya pucat,
"aku datang dengan rindu yang pincang,
musim mengambil semua yang kumiliki
kecuali mimpi."

di luar mendung hitam menggantung
kurapikan luka duka dan tangis yang begitu lekat didekapnya
;tak ingin hujan membuat basah
dan luntur sebelum waktunya

titik hujan mulai turun satusatu dihalaman
rindu kusembunyikan dibalik bajuku
dengan lukanya yang memerah

tenanglah rindu,tentramlah duka
sayat-sayat perih membawamu pada kehakikian cinta
nikmat seperti menyuarakan kabar hujan pada kemarau panjang

September datang seperti do'a
lahir dari luka dan rindu
dari kata yang lama membisu

Yang adalah malam

Yang adalah malam sebelum menjadi titik doa;
menetes pada dedaunan ketika pagi,dan memeta setiap luka pada lekuk tubuhmu,

ruang ini seperti tertawa pada setiap kata yang kusuguhkan kepada_NYA.
Kali ini mimpi coba mengendap-endap mengahampiriku,menawarkan persetubuhan;
menyatu jiwa

ada rintih rindu yang sedang duduk diatas ragu
disini
di dekat pintu kamar

Ibu aku mencintaimu

dadaku yang lapang berguncang,
mantra dan jejimat yang kupasang sedang meregang;
kupangil namamu berulang kali,
merasuk ditiap nadiku menjadi buluh perindu.
ibu
;ibu aku mencintaimu
aku sangkuriangmu ibu
ibu aku mencintaimu

Senja separuh

Senja yang hadir selalu memotong wajah,
menenggelamkan jiwajiwa telanjang dalam kemegahan langit

;yang tercipta dari matahari keperakan,lantas kau menyebut itu luka
luka yang selalu kau dekapi seperti sepasang mata pisau di balik baju ibumu
nyeri yang nikmat sekali,di jilati mimpi laki-laki

selalu"
luka adalah wajahmu yang kuciumi sisinya dijalanan kotaku
riuh genangan air mata
mulai dari subuh yang bersimpuh

Cerita sore

Leonid_afremov art
Ingin memeluk kebenaran pada hitam alismu serupa kupu-kupu ungu,
sayapnya menghempaskan sajak-sajak jingga,
 membentuk sketsa wajahmu seelok senja

 ra,
jalanan di kotaku sore ini begitu riuh
coba mengusik wewangian tubuhmu
pikirku

aku berhenti sejenak menatap kearah sore yg menuruni puncak gedung,
gelap dan dingin mulai mengepung,

tidak mudah menulis tentang mu,
di bawah lampu-lampu jalanan yang mulai mengawasiku
bangku-bangku halte yang mencurigai keberadaanku
tapi perjalanan ini serupa tembang rindu yang berjalan menuju pintu rumahmu






Jengah

Pecahkan saja cermin yang menunjuk kearah wajahmu,
Koyak'kan mimpimu didepan wajah ibumu,
lihat kenyataan,..
hidup seperti dua mata dadu yang dilempar Sang Bandar;
jika berani pasang taruhan mu,jika tak punya nyali mati saja kamu..!!!

Sebelum nasib meludahimu dan membuangmu ketengah manusia-manusia sampah,
pecahkan saja cermin yang menunjuk ke arah wajahmu,
;jengah

Aku mencintai hujan yang lahir dari matamu

Aku mencintai hujan yang lahir dari matamu melebihi kecintaan kupu-kupu pada bunga musim semi,
hingga nanti dikala penanggalan dan angka harus kita seberangi,rasa ini akan semakin tumbuh menjadi cahaya,menjadi doa yang lahir dari pucuk dedaunan.

Aku mencintai hujan yang lahir dari matamu,
lihatlah bulan menjadi basah,
rindu menggigil di batang pepohonan;malam pun bergegas memasuki pagi mencari kehangatan sinar mentari,
Hujan yang lahir dari matamu menciptakan pelangi disela pagi dan menggaris di belahan dada kita,
maka mari berlayar meninggalkan duka menuju kedamaian,tempat Tuhan menulis segala kebaikan yang disimpan rapi dalam hatimu.

Bertahanlah Cinta


By:Sandra Palupi

;Grim

Aku Mencintaimu,takdir
tanpa Syarat
tanpa syarat,

Akan kutiduri engkau
sepenuh cinta
sepenuh penuh cinta

Meski,

Aku masih saja,
rapuh merabai
soal cinta
tanpa sempurna

Sore

Mari bereteduh di sore,mengamat-amati awan yang setia bergerak mengikuti arah angin,
sebelum lampu kota terbangun,
sebelum luka gelap menyelinap
sebelum mimpi berjalan tergesa menuju pagi
_atau sebelum aku lupa wajahku sendiri;sehabis bercermin pada hari
Maka mari berteduh di sore,mengamat-amati awan yang setia bergerak mengikuti arah angin menuju jiwa yang sendiri_jiwa yang selalu terluka jika senja rebah dihalaman

wirang

bayangan yang jatuh seperti hujan di jendela
mimpi yang bersemi
dan doa yang tunduk

malam digelar_surga terbakar


Siang

sebelum celoteh siang
musim bungkam
langkah sebelum mengembara
kata menitipkan rindu luka

laksa suara 
mengeja cinta dikening mama
cinta sukma sebelum bernama cahaya

anak kabut yang kesiangan sempoyongan
berjalan menuju tempat perburuan
mencari do'a silam dari kebahagiaan yang terlupakan
heran,

perbincangan dengan siang kian lirih,
ada dingin sendiri
itu sunyi menghampiri
ada kelu dalam lidahku
berlarian namaku mencari namamu

ada duka yang baka
ada senyum yang fana

hanya memaknai sebuah kehadiran mu

Priangan

Periangan dicipta dari seribu bunga 
ditenun selaksa senyum_lihat bidadarinya elok jalannya anggun 
nama dari kenangan membuatku ngungun,
ini silam yang kembali lewat untuk dikenang, 
periangan sebuah mata hati yang melahirkan puluhan janji tentang kenikmatan sepotong mimpi.

Perempuan

Perempuan lahir dari kengerian hidup 
Jarinya menuliskan banyak dosa pada ruang-ruang ratapan 
hitam teramat,cahaya tak lekat matanya tajam,menyimpan luka-luka yang didekapanya setiap malam perempuan yang mendirikan sebuah surga dari air mata kenangan 
dari sebrang yang tak membilang, 
untuk mu segenggam kasih sayang tak'kan lekang.

Senja Merah

Masih saja senja menggelinding menuruni tebing,meninggalkan jejak yang merah,seperti rona pipimu yang rekah_lalu aku menjatuhkan diri pada musim yang beku agar memiliki banyak alasan berdiam dalam kehangatan matamu,memaknai setiap butiran rindu yang sering kau sebut"bisu"

Wajahnya

Tentang wajah nya yang menggelar pagi,
do'a menderas mengaliri subuh yang abu_disini ada tangan yang menggenggam wajah kearifan dan menenggelamkannya dalam jiwa silam_Jiwa yang menuntut kebaikan dari ketidakberdayaan hidup;maka lihatlah anak-anak bangun dengan sepotong cemas,dan dewasa dengan guratan luka serupah lukisan serapah diatas kanvas..
_kataku:merdu sekali tembang malam mengalun menemani lara-lara yang menaun_

Kelahiran kedua

iya benar,
aku pernah mengilang di lembaran do'a mu,lalu lahir kembali sebagi sajak yang di tuliskan dalam kitab sulaiman,
bahkan aku sering di kidungkan dari lidah Daud_sampai menjadi panji kebesaran Raja Asyur...
namun kali ini akan lebih indah jika aku hilang dan menyatu dalam nafas mu,

Perjalanan

Pelan sekali,sebelum sempat mengendap;rindu akhirnya jatuh tergeletak,
waktu mulai usang_jarak-jarak terus memanjang,benarkah pilu sengatnya telah sampai di jemari tangan,sehingga lemas tak berdaya sekedar dilipat untuk berdo'a.
segalanya bermula di dada yang luka_dan sangat sedikit waktu untuk memahatkan mimpi,sebelum sampai pada akhir perjalanan....

Tersesat di rumah Tuhan

Pikirannya berhenti berjalan,meyebar tatapan melihat arah doa merayap menuju atap sampai melangit tinggi;
Seketika tersesat dirumah Tuhan,
_Saat wajah-wajah bermunculan dikepalanya,ia mengingat tanah kelahirannya,
mengingat mimpi yang lahir dari jari ibunya,
maka menderas airmatanya seperti kristal doa yang mengalir dari jiwanya,
doa yang sederhana tanpa meminta apa-apa..


Dia Seorang ibu

Dia,seperti seorang ibu,
suka menasehati memberikan sebuah pandangan yang sama sekali terkadang susah di cerna pikiran ku,
entah kebaikan apa yang kulakukan dimasa silam hingga aku diijinkan berkenalan dengan kebaikan yang ada didalam dirinya,
maka seperti sebuah hujan yang begitu deras mengalir dari tingkap-tingkap langit,
maka aku hendak menjatuhkan diri pada setiap kebaikan yang ia ajarkan padaku.,,
bagaimana memakani hidup hanya dengan selembar senyum yang diterbangkan hinggap ditiap-tiap waktu dan menyapa wajah kebaikan dalam diri manusia

Asrep ngungkuli toya iku sabar
Ingkang minurweng carito Anenggih negari pundi to engkang kinarya bebukaning kondho murciting ing kawi engkang kaeko adi doso purwo. Eko marang sawiji adi linuwih dasa sepuluh purwo kawitan senadyan kathah titahing Jawoto ingkang sinonggo pertiwi kaungkulan ing akoso kahapit ing samodro loyo kathah ingkang samiyo anggono raras. Nanging datan kadi negoro Dworowati yo negoro Dworoko. Winastan negor o Dworowati negari Palawangan ing jagat dene Dworoko negari pambuko. Milo pantes bebukaning carito. Ngupoyo negari satus datan antuk kalih. Sewu tan jangkep sedoso. Dasar negari panjang-punjung pasir wukir loh jinawi gemah ripah karto tur raharjo.Panjang dowo pocapane punjung luhur kawibawane pasir samodro wukir gunung dene toto rakiting projo ngungkuraken pagunungan ngerengaken benawi nganan aken pasabinan amangku bandaran ageng Loh tulus kang sarwo tinandur jinawi murah kang sawi tinumbas gemah lumaku dagang layar rinten dalu tan ono pedote labet tan ono sang yaning margo aripah janmo monco ingkang samiyo bebodro ing projo Dworowati ketingal jejel hapipit aben cukit tepung taritis pangraos papan wiar dinulu katingal rupak.Kerto kawulo ing padusunan mungkul anggenyo ulah tetanen mardi undaking wulu pametu ingon-ingon raja koyo kebo sapi, mendo tanpo cinencangan pitik iwen tan ono kinandangan yen rahino sami agelar ing pongonan gumanti ratri wangsul wonten kandang nyo dewe-dewe. Paran dene datan ono ingkang cicir sajugo raharjo tebih ing pareng muko. Dene poro mantra bupati podo kontap kautamane wicaksono lipat ing kawruh sarto putus marang reh pangembating projo tansah ambudi wuwuh-wuwuh kuncaraning projo. Dasar Dworowati negoro jero tancebe gede obore padang jagade dhuwur kukuse adoh kuncarane. Pramila datan ngemungaken tanah jawi kemawon engkang samiyo sumuyut senadyan ing tanah sabrang. Kathah negari ingkang samiyo manungkul tan karono ginebak ing poncokoro sayekti among kayungyun dating pepayaning kautaman. Bebasan ingkang celak samiya mangklung ingkang tebih samiyo tumiyung sakimg jembaring laladan lan kathahing jajahan. Pramila, saben antoro mongso samiyo asok bulu bekti glondong pangarem-arem peni-peni rojo peni guru bakal guru dadi minongko pundutaning ratu.Wenang den ucapno sinten jejuluk ing noto ingkang hangrengani negoro Dworowati. Jejuluk Sri Bathoro Kresno yo Hari Murti Sosro Sumpeno Patmonobo Wasudewo Kesowo Noroyono Danondo yo Moho Prabu Djanar Dono = Wisnu Murti.Sanadyan titaning ngarcopodo noto ing Dworowati wenang jejuluk Bathoro Sanyoto manungso pengawak Jawoto.Milo kepareng jejuluk Prabu Sri Bathoro Kresno narendro cemeng sarirane trusing balung sungsume daging prapteng ludirane yen ayam-ayamo cemani kinaryo sarono dadi jayaning pandowo ing perang Baroto Yudo Joyo Binangun.Patmonobo = wadah linuwih dene kewowo dadi wadahing sekar wijoyo kusumo panguripane wong sabumi.Wasudewo = narendro titisaning dewo Marmo kewowo hangresepi jagad.Kesowo = panah linuwih dene kalamun tiwi kromo biso asipat braholo sak kolo mercu gedene.Danardono = sedino-dino tansah adedono lumintu lir ilining toyo marmot. Wisnumurti = wisnu sawentah marmo wus tan samar saulah kridaning jagad kacarito sang Yang Wisnu binelah panitise marang Kresno lan Arjuno pomo kembang lan sarine pomo geni lan urube genine Kresno urube Arjuno pomo suruh lumah lan kurebe dinulu seje rupane digigit tunggal rasane.Pranyoto ratu Dworowati ambek tanuhito somo hito soro hito tegesipun remen ulah kapenditan remen ulah pangadilan marsudi reh ing toto krami remen ulah kaprajuritan.marmo kinasihan dewo kinemulan widodari / kinacek sak somo samaring ratu luhur tan ungkul-ungkuli andap tan keno kinungkulan ratu Amiguno tang ngendak gunaning jalmo.Dene lelabuhaning noto paring sandang wong kawudan asung pangan wong kaluwen aweh banyu wong kasadan paring teken wong kalunyon asung kudung wong kepanasan aweh payung wong kudanan karyo sukaning prihatos maluyak aken wong kang nandang sakit. Sarwo nindak aken somo bedo dendo lampahing pangadilan anindak aken dono wesi asat lire mboten ambau kapine yen sampun leres mboten kapidono.Lan mboten mawi wigah wigih sanadyan putro sentono wargo lajeng kapatrapan pamiseso utawi anetepi berbudi bowo leksono punopo ingkang kadawuhaken mboten kengeng oncat mesthi kalampahan yen to ginunggungo. Lelabetaning sang noto wiyaring jajahan sedalu datan ono pedhote. Kasigeg ing murweng kawi naliko semono nuju ari respati sri narendro miyos ing siti inggil binatu roto lenggah ing dampar dento pinalipit kencono pinatik ing sesotyo nowo retno lemek kasur babut prang wedani sinebaran sari-sari ginondo wido ing jebat kasturi ginarebek ing badoyo srimpi biyodo joko paloro loro manggung ketanggung emban ceti parekan kang samyo ngampil upacaraning keprabon. Banyak dalang sawunggaling hardowaliko kacamas miwah dwi ponggo kang sarwo kencono. Lenggahing noto kinebutan lering manyuro kongas gandaniro noto dumugi ing pangurakan jawi sirno kamanungsane kadyo Sang Yang Wisnu den hayap poro widodari rep sinem permanem tan ono sabawaning walang alisik gegodongan datan obah samirono datan lumpah hamung sabawaning pradonggo kang mang hanyut-hanyut lawan swaraning peksi jalak engkok engkang munyo ing saluhuring tratak rambat miwah sabawaning poro abdi kriyo bende gending kemasan gebleg ingkang samyo nyambut karyo ing jawining pasewakan pating carengkling imbal ganti lir mandyo rogo teko hamiwahi asrining panangkilan kinaryo pratondo sang noto medar sabdo. Gongso kyai ponco jalmo engkan muni tanpo tinabuh ndodosaken horek ingkang samyo moro sebo.Ayo konco ndodog konco ndodog mengko ndak ndadekke dukaning kang sinuwun. "Grimponodahyono"