matanya yang bulat sesekali meteskan airmata melihat potret kekasih yang ia nanti kepulangannya
_lampu kamar mulai redup,wajahnya terlihat menunduk membaca diary sunyi.
"siapa tahu ada satu rindu terselip di halamannya"
malam berlalu lebih cepat dari biasanya,suara angin berbisik pada daun jendela mengisyaratkan pagi telah datang dengan warna rindu yang masih kemarin,
ia menaruh diarynya lalu melihat kearah pintu seperti menangkap bayang kekasihnya hadir lewat semerbak pagi,
hari merangkak naik,kalender seperti menujuk kesatu arah,kepulangan nafas yang di kasihinya,
angka angka lalu begitu saja,
waktu-waktu singgah dengan wajah gelisah,
pecah,tangisnya bersama gerimis yang berdesing di halaman rumah,mengalir kejalan berwarna abu tua,
semuanya behenti pada satu sisi,pada kenyataan cinta adalah sebuah penantian panjang,sebuah keputusan dengan ribuan desah tangis di tiap jalannya
hari merangkak naik,kalender seperti menujuk kesatu arah,kepulangan nafas yang di kasihinya,
angka angka lalu begitu saja,
waktu-waktu singgah dengan wajah gelisah,
pecah,tangisnya bersama gerimis yang berdesing di halaman rumah,mengalir kejalan berwarna abu tua,
semuanya behenti pada satu sisi,pada kenyataan cinta adalah sebuah penantian panjang,sebuah keputusan dengan ribuan desah tangis di tiap jalannya